Sinergi Budaya dan Sosial: Pemberdayaan Komunitas Melalui Kesenian Ketoprak di Desa Bungasrejo untuk Mewujudkan Generasi Kreatif dan Peduli Budaya
Latar Belakang
Kesenian ketoprak merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Seni ini menggabungkan unsur drama, tari, musik, dan sastra dalam suatu pementasan yang khas. Ketoprak tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi media penyampaian nilai-nilai budaya, sejarah, dan sosial. Dalam sejarahnya, kesenian ketoprak diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-19 di wilayah Surakarta oleh seorang musisi Keraton Surakarta. Awalnya, kesenian ini digunakan sebagai cara untuk mengumpulkan masyarakat tanpa memicu kecurigaan penjajah, sehingga memiliki peran penting dalam perjuangan melawan kolonialisme12.Nama "ketoprak" sendiri berasal dari bunyi alat musik tradisional seperti kentongan dan lesung yang digunakan dalam pertunjukan. Kentongan menghasilkan bunyi "tok", sedangkan lesung menghasilkan bunyi "prak". Kombinasi bunyi inilah yang melahirkan istilah "ketoprak". Pada awalnya, pementasan ketoprak hanya dilakukan di lingkungan keraton sebagai bagian dari ritual sakral. Namun, seiring waktu, kesenian ini mulai menyebar ke masyarakat umum dan menjadi salah satu bentuk hiburan rakyat yang populer di Jawa Tengah dan Jawa Timur34.Ketoprak memiliki berbagai jenis cerita yang dipentaskan, mulai dari legenda lokal hingga kisah-kisah sejarah. Cerita-cerita ini sering kali mengandung pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang relevan dengan kondisi masyarakat. Dalam perkembangannya, kesenian ini juga mengalami transformasi dengan memasukkan elemen-elemen modern seperti tata panggung yang lebih megah, tata rias yang variatif, dan penggunaan teknologi pencahayaan untuk menarik minat penonton25.Namun demikian, perjalanan kesenian ketoprak tidak selalu mulus. Pada era 1970-an hingga 1980-an, ketoprak mengalami masa suram akibat masuknya teknologi hiburan baru seperti film dan televisi. Hal ini menyebabkan penurunan minat masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional ini. Meskipun demikian, berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan kesenian ketoprak, termasuk melalui pembentukan kelompok-kelompok seni di tingkat lokal dan pelibatan generasi muda dalam pementasan16.Di Desa Bungasrejo sendiri, kesenian ketoprak pernah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, minat terhadap kesenian ini mulai menurun akibat modernisasi dan kurangnya regenerasi pemain. Padahal, ketoprak memiliki potensi besar untuk menjadi sarana pemberdayaan komunitas sekaligus pelestarian budaya lokal. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menghidupkan kembali kesenian ini melalui program pemberdayaan komunitas yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.Melalui pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak di Desa Bungasrejo, diharapkan tidak hanya dapat melestarikan budaya lokal tetapi juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan seni dan memperkuat identitas budaya desa tersebut.
Rujukan
- Indonesia Kaya (2024). Pertunjukan Ketoprak: Seni Perjuangan Masyarakat Solo. Diakses dari Indonesiakaya.com.
- Kompasiana (2021). Sejarah Kesenian Ketoprak. Diakses dari Kompasiana.com.
- Digilib Unimed (2023). Latar Belakang Masalah Ketoprak. Diakses dari digilib.unimed.ac.id.
- Wikipedia Indonesia (2015). Ketoprak (Seni Budaya).
- Website Kalurahan Palbapang (2023). Kesenian Ketoprak. Diakses dari palbapang.bantulkab.go.id.
- Neliti (2023). Sejarah dan Perkembangan Ketoprak. Diakses dari media.neliti.com.
Rumusan Masalah
- Bagaimana cara menghidupkan kembali kesenian ketoprak di Desa Bungasrejo?
- Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan komunitas dalam kesenian ketoprak?
- Bagaimana cara melibatkan generasi muda dalam kegiatan kesenian ketoprak?
Tujuan Kegiatan
- Menghidupkan kembali kesenian ketoprak di Desa Bungasrejo.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya pemuda, dalam kegiatan seni.
- Membangun kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya lokal.
Manfaat Kegiatan
- Melestarikan kesenian tradisional ketoprak sebagai bagian dari budaya lokal.
- Meningkatkan keterampilan dan kreativitas pemuda dalam seni pertunjukan.
- Memperkuat ikatan sosial antar anggota masyarakat melalui kolaborasi dalam kegiatan seni.
Kajian Pustaka
Kesenian ketoprak merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Jawa, khususnya Surakarta dan Yogyakarta. Seni ini memadukan unsur drama, tari, musik, dan sastra dalam sebuah pementasan yang memiliki nilai budaya dan filosofis tinggi. Dalam perkembangannya, kesenian ketoprak tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga media penyampaian pesan moral, kritik sosial, dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.Sejarah Kesenian Ketoprak
Ketoprak diyakini muncul pada abad ke-19 sebagai bentuk seni rakyat di pedesaan Jawa. Awalnya, pertunjukan ini menggunakan alat sederhana seperti lesung (tempat menumbuk padi) dan alu sebagai pengiring musik. Nama "ketoprak" sendiri berasal dari bunyi "prak-prak" yang dihasilkan oleh tabuhan alat-alat tersebut. Menurut beberapa sumber, kesenian ini pertama kali berkembang di Surakarta pada masa Mangkunegaran sekitar tahun 1922, meskipun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa ketoprak sudah ada sejak tahun 1887 melalui permainan alat musik sederhana oleh para pemuda desa124.Ketoprak awalnya hanya berupa hiburan rakyat dengan cerita sederhana yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, seiring waktu, seni ini berkembang menjadi bentuk teater tradisional yang lebih kompleks dengan cerita-cerita legenda dan sejarah Jawa. Pada masa penjajahan Belanda, ketoprak juga digunakan sebagai media perjuangan untuk menyampaikan kritik sosial secara terselubung tanpa memicu kecurigaan penjajah3.Ciri Khas Kesenian Ketoprak
- Ketoprak memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari seni pertunjukan lain:Bahasa: Dialog dalam ketoprak umumnya menggunakan bahasa Jawa kromo inggil atau kromo ngoko.
- Cerita: Cerita yang diangkat biasanya berasal dari legenda atau sejarah lokal, meskipun ada pula cerita fiksi atau adaptasi dari budaya luar.
- Musik: Iringan gamelan menjadi elemen penting dalam pertunjukan ketoprak modern, menggantikan alat-alat tradisional seperti lesung.
- Improvisasi: Para pemain sering kali tidak menggunakan naskah lengkap sehingga kemampuan berimprovisasi menjadi hal yang sangat penting156.
Perkembangan Ketoprak
Pada era 1950-an hingga 1960-an, ketoprak mengalami masa keemasan dengan banyaknya kelompok seni yang mengadakan pertunjukan di berbagai kota di Pulau Jawa. Istilah seperti "Ketoprak Mataram" dan "Ketoprak Tabong" muncul untuk menggambarkan variasi gaya dan metode pementasan seni ini. Namun, pada dekade 1970-an hingga 1980-an, popularitas ketoprak menurun drastis akibat masuknya teknologi hiburan baru seperti film dan televisi. Banyak kelompok seni kehilangan tempat pertunjukan dan penonton setia mereka34.Meskipun demikian, upaya pelestarian terus dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satu contoh adalah inisiatif Teguh Srimulat pada tahun 1977 untuk merenovasi gedung kesenian di Taman Balekambang, Solo, sehingga pertunjukan ketoprak dapat kembali digelar secara rutin. Selain itu, munculnya adaptasi modern seperti tata panggung megah dan penggunaan teknologi pencahayaan turut menarik minat generasi muda terhadap kesenian ini35.Relevansi Ketoprak dalam Pemberdayaan Komunitas
Dalam konteks pemberdayaan komunitas, kesenian ketoprak memiliki potensi besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan seni dan budaya. Menurut penelitian Neliti (2023), keterlibatan masyarakat dalam seni tradisional seperti ketoprak dapat memperkuat identitas budaya lokal sekaligus membangun rasa kebersamaan di antara warga desa7. Selain itu, pelibatan generasi muda dalam pelatihan dan pementasan ketoprak dapat membantu regenerasi pemain sekaligus melestarikan warisan budaya.Program pemberdayaan berbasis kesenian juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan masyarakat. Dengan melibatkan pemuda dalam proses produksi dan pementasan ketoprak, mereka tidak hanya belajar tentang seni tradisional tetapi juga mengembangkan kemampuan komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan..
Alat dan Bahan
- Berikut adalah tabel yang merinci alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak di Desa Bungasrejo:
KategoriAlat/BahanKeterangan |
Peralatan Panggung | Panggung portable | Digunakan untuk tempat pertunjukan. |
| Kelir (latar belakang) | Berfungsi sebagai latar belakang pementasan, menggambarkan suasana cerita yang dipentaskan. |
| Kentongan | Digunakan sebagai alat komunikasi antara penabuh gamelan dan pemain. |
Iringan Musik | Gamelan (kendang, bonang, saron, demung, slenthem, rebab, suling) | Alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan ketoprak. |
| Alat musik modern (keyboard, bass, drum) | Digunakan untuk memperkaya iringan musik dan menarik minat generasi muda. |
Kostum dan Riasan | Kostum sesuai karakter | Kostum yang disesuaikan dengan cerita yang dipentaskan, mencerminkan karakter dan latar cerita. |
| Alat rias (foundation, lipstik, pensil rias) | Digunakan untuk merias wajah para pemain sesuai dengan karakter yang diperankan. |
| Bahan rias tradisional (siwit, langes) | Digunakan untuk memberikan warna pada wajah pemain dengan cara tradisional. |
Tahapan Kegiatan
- Berikut adalah tabel tahapan kegiatan dalam program pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak:
TahapanDeskripsi KegiatanWaktu Pelaksanaan |
1. Sosialisasi | Menginformasikan kepada masyarakat tentang program pemberdayaan kesenian ketoprak dan pentingnya pelestarian budaya lokal. | 1 Maret 2025 |
2. Rekrutmen Peserta | Mengundang pemuda dan masyarakat untuk bergabung dalam kelompok seni ketoprak serta menjelaskan manfaat dari keikutsertaan mereka. | 2-5 Maret 2025 |
3. Pelatihan | Melaksanakan pelatihan keterampilan akting, tari, dan musik bagi peserta yang telah direkrut. | 15 Maret - 30 Maret 2025 |
4. Persiapan Pementasan | Menyiapkan semua elemen pertunjukan termasuk latihan intensif, penataan panggung, dan kostum. | 1 April - 15 April 2025 |
5. Pementasan | Melaksanakan pertunjukan ketoprak sebagai hasil dari pelatihan yang telah dilakukan sebelumnya di hadapan masyarakat desa. | 30 April 2025 |
6. Evaluasi Kegiatan | Mengumpulkan umpan balik dari peserta dan penonton untuk mengevaluasi keberhasilan program serta merencanakan tindak lanjut ke depan. | 1 Mei 2025 |
Rencana Anggaran
- Berikut adalah tabel rencana anggaran untuk kegiatan pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak:
ItemJumlah (IDR)Keterangan |
Peralatan Panggung | 5,000,000 | Biaya sewa atau pembelian panggung portable dan kelir. |
Alat Musik Tradisional | 3,500,000 | Biaya penyewaan alat musik gamelan dan alat musik modern. |
Kostum dan Properti | 3,000,000 | Biaya pembuatan atau penyewaan kostum sesuai dengan karakter dalam pementasan. |
Alat Rias | 1,000,000 | Biaya pembelian alat rias untuk para pemain ketoprak. |
Honorarium Pelatih | 2,500,000 | Biaya honorarium untuk pelatih akting dan musik selama pelatihan berlangsung. |
Promosi | 1,000,000 | Biaya pembuatan spanduk dan pamflet untuk sosialisasi kegiatan kepada masyarakat. |
Total | 16,000,000 |
|
Indikator Keberhasilan dan Kegagalan
- Berikut adalah tabel yang merinci indikator keberhasilan dan kegagalan dari program pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak di Desa Bungasrejo, lengkap dengan kolom checklist untuk memudahkan evaluasi:
IndikatorDeskripsiStatus |
Keberhasilan |
|
|
1. Jumlah Peserta Aktif | Meningkatnya jumlah pemuda yang terlibat dalam latihan dan pementasan ketoprak. | [ ] |
2. Kualitas Pertunjukan | Penilaian positif dari penonton terhadap kualitas pertunjukan yang disajikan. | [ ] |
3. Frekuensi Pementasan | Peningkatan jumlah pementasan ketoprak dalam setahun setelah program dilaksanakan. | [ ] |
4. Partisipasi Masyarakat | Tingkat kehadiran masyarakat dalam pertunjukan dan kegiatan terkait kesenian ketoprak. | [ ] |
5. Regenerasi Pemain | Tersedianya pemain baru yang siap menggantikan pemain lama dalam kelompok ketoprak. | [ ] |
6. Peningkatan Keterampilan | Keterampilan pemain dalam akting, tari, dan musik meningkat setelah mengikuti pelatihan. | [ ] |
7. Dukungan dari Pemerintah Desa | Adanya dukungan resmi dari pemerintah desa dalam bentuk fasilitas atau dana untuk kegiatan. | [ ] |
Kegagalan |
|
|
1. Rendahnya Minat Pemuda | Minimnya partisipasi pemuda dalam kegiatan seni ketoprak setelah program dilaksanakan. | [ ] |
2. Kurangnya Antusiasme Masyarakat | Penurunan jumlah penonton dan partisipasi masyarakat dalam pertunjukan ketoprak. | [ ] |
3. Ketidakcukupan Sumber Daya | Kekurangan alat musik, kostum, atau fasilitas yang diperlukan untuk pementasan. | [ ] |
4. Tingkat Kehadiran yang Rendah | Tingkat kehadiran peserta latihan yang tidak memenuhi target yang ditetapkan sebelumnya. | [ ] |
5. Keterbatasan Waktu Latihan | Waktu latihan yang tidak memadai mengakibatkan kurangnya persiapan untuk pementasan. | [ ] |
Penjelasan Indikator
- KeberhasilanIndikator keberhasilan mencakup berbagai aspek yang menunjukkan kemajuan dan dampak positif dari program pemberdayaan, seperti peningkatan jumlah peserta, kualitas pertunjukan, dan dukungan masyarakat.
- KegagalanIndikator kegagalan menunjukkan tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi selama pelaksanaan program, termasuk rendahnya minat pemuda dan keterbatasan sumber daya.
- Dengan tabel ini, proses evaluasi dapat dilakukan secara sistematis untuk menilai keberhasilan atau kegagalan program pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak di Desa Bungasrejo, serta memberikan arahan untuk perbaikan di masa mendatang.
Tata Cara Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan melalui survei kepada peserta dan penonton setelah setiap kegiatan untuk mengukur kepuasan dan dampak dari program.
Resiko dan Mitigasi Bencana
- Resiko: Kurangnya minat dari pemuda; cuaca buruk saat pementasan.
- Mitigasi: Mengadakan promosi yang lebih intensif; menyediakan lokasi alternatif untuk pementasan.
Jadwal Kegiatan
TanggalKegiatan |
1 Maret 2025 | Sosialisasi |
15 Maret 2025 | Pelatihan pertama |
30 Maret 2025 | Pelatihan kedua |
15 April 2025 | Persiapan pementasan |
30 April 2025 | Pementasan |
Rencana Tindak Lanjut
Setelah kegiatan selesai, akan dibentuk kelompok seni ketoprak tetap yang akan melanjutkan latihan dan pertunjukan secara berkala.
Daftar Pustaka
- Arifahrudin, I. (2022). Pemberdayaan Pemuda melalui Seni Ketoprak sebagai Upaya Mempertahankan Kesenian Tradisional di Kecamatan Gedongtengen Yogyakarta. Jurnal Pendidikan. [Diakses dari: https://ejournal.upi.edu/index.php/ABMAS/article/view/35470]
- Fitiriasari, A. (2019). Analisis Pelestarian Kesenian Ketoprak “Kridho Carito” melalui Anak. Jurnal Seni dan Budaya. [Diakses dari: https://repository.ung.ac.id/get/singa/1/3304/Pemberdayaan-Seni-Budaya-Bagi-Masyarakat-Untuk-Menuju-Pembangunan-SDGs-Yang-Berkualitas.pdf]
- Kumparan (2025). Sejarah Ketoprak: Seni Tradisional yang Sarat Nilai Filosofis. [Diakses dari: https://www.researchgate.net/profile/Juju-Masunah/publication/366968436_Pemberdayaan_Komunitas_Seni_Melalui_Produksi_Pertunjukan_Berbasis_Kearifan_Lokal_Untuk_Penguatan_Desa_Wisata]
- Lestari, T. S. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Konservasi Budaya Lokal Di Desa Wisata Menari Dusun Tanon Desa Ngarawan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Jurnal Budaya Lokal. [Diakses dari: http://eprints.ipdn.ac.id/13635/1/REPOSITORI%20HANIF.pdf]
- Masunah, J. (2023). Pemberdayaan Komunitas Seni Melalui Produksi Pertunjukan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Penguatan Desa Wisata. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. [Diakses dari: https://core.ac.uk/download/132420646.pdf]
- Sugiyono, (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
- Kemdikbud (2018). Strategi Pemberdayaan Komunitas Adat. Repositori Kemdikbud. [Diakses dari: https://repositori.kemdikbud.go.id/7743/]
- Widi Faturrahman et al. (2023). Pelestarian Kesenian Ketoprak Melalui Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna. Archive: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. [Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/366968436_Pemberdayaan_Komunitas_Seni_Melalui_Produksi_Pertunjukan_Berbasis_Kearifan_Lokal_Untuk_Penguatan_Desa_Wisata]
- Core, A., & Researchgate (2023). Pemberdayaan Pemuda melalui Seni Karawitan Gamelan. [Diakses dari: https://core.ac.uk/download/132420646.pdf]
Daftar pustaka ini mencakup berbagai sumber yang relevan dengan tema pemberdayaan komunitas kesenian ketoprak, baik dari jurnal, buku, maupun artikel online yang dapat dijadikan referensi untuk mendukung proposal yang diajukan.
Lampiran
- Surat izin dari pemerintah desa.
- Daftar peserta pelatihan.
Tabel Dokumentasi Foto
NoJudul FotoDeskripsiTanggal PengambilanKeterangan |
1 | Sosialisasi Program | Foto kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program pemberdayaan ketoprak. | 1 Maret 2025 | Menampilkan interaksi dengan warga. |
2 | Pelatihan Keterampilan | Foto sesi pelatihan akting, tari, dan musik untuk peserta ketoprak. | 15 Maret 2025 | Menunjukkan proses belajar peserta. |
3 | Persiapan Pementasan | Foto persiapan panggung, kostum, dan alat musik sebelum pertunjukan. | 1 April 2025 | Menampilkan suasana persiapan. |
4 | Pementasan Ketoprak | Foto momen pementasan ketoprak yang dihasilkan dari pelatihan, disaksikan oleh masyarakat. | 30 April 2025 | Menunjukkan penampilan pemain di atas panggung. |
5 | Evaluasi Kegiatan | Foto sesi evaluasi setelah pementasan, termasuk diskusi dengan peserta dan penonton. | 1 Mei 2025 | Menampilkan umpan balik dari peserta. |
6 | Testimoni Peserta | Foto wawancara dengan peserta tentang pengalaman mereka selama program pemberdayaan ketoprak. | 2 Mei 2025 | Menyampaikan pandangan peserta. |
7 | Dokumentasi Keseluruhan | Kompilasi foto dari semua kegiatan yang dilakukan selama program pemberdayaan ketoprak. | 5 Mei 2025 | Menyajikan gambaran umum kegiatan. |
Tabel Dokumentasi Video
NoJudul VideoDeskripsiDurasi (Menit)Tanggal PengambilanKeterangan |
1 | Sosialisasi Program | Dokumentasi kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program pemberdayaan ketoprak. | 5 | 1 Maret 2025 | Menampilkan interaksi dengan warga. |
2 | Pelatihan Keterampilan | Rekaman sesi pelatihan akting, tari, dan musik untuk peserta ketoprak. | 10 | 15 Maret 2025 | Menunjukkan proses belajar peserta. |
3 | Persiapan Pementasan | Dokumentasi persiapan panggung, kostum, dan alat musik sebelum pertunjukan. | 7 | 1 April 2025 | Menampilkan suasana persiapan. |
4 | Pementasan Ketoprak | Rekaman pertunjukan ketoprak yang dihasilkan dari pelatihan, disaksikan oleh masyarakat. | 30 | 30 April 2025 | Menunjukkan hasil akhir program. |
5 | Evaluasi Kegiatan | Sesi evaluasi setelah pementasan, termasuk umpan balik dari peserta dan penonton. | 8 | 1 Mei 2025 | Menampilkan diskusi dan masukan. |
6 | Testimoni Peserta | Wawancara dengan peserta tentang pengalaman mereka selama program pemberdayaan ketoprak. | 6 | 2 Mei 2025 | Menyampaikan pandangan peserta. |
7 | Dokumentasi Keseluruhan | Kompilasi video dari semua kegiatan yang dilakukan selama program pemberdayaan ketoprak. | 15 | 5 Mei 2025 | Menyajikan gambaran umum |